dr bagus putu putra suryana

TheRelationship of Lowering the Values of Bone Mineral Density in Methylprednisolone Medication Adherence on Rheumatoid Arthritis and Systemic Lupus Erythematosus
Dr IGN Bagus Artana, SpPD Sanglah, Denpasar-Bali Prof. DR. Dr. Tjok Raka Putra, SpPD Konsultan Reumatologi, Divisi Reumatologi, Departemen Ilmu Penyakit dalam FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar-Bali Dr. Gede Kambayana, SpPD dr. Putu Andrika, Sp.PD KIC Discussion 13.00 - Finish Closing Ceremony and Lunch
Tangkapan layar webinar series yang digelar Perhimpunan Osteoporosis Indonesia PEROSI Cabang Bali, dalam rangka hari Osteoporosis Sedunia 2021 dengan tema "Take Action For Bone Health", Minggu 31/10. BP/IstimewaDENPASAR, – Indonesia sebagai negara yang kaya raya, mempunyai sumber vitamin D yang banyak. Bahkan sumber kalsium vitamin D juga banyak ditemukan dalam jika dibandingkan dengan negara lainnya, Indonesia tercatat sebagai negara yang konsumsi kalsiumnya yang kurang dari 400 mg per hari sesuai data di International Osteoporosis Foundation IOF. Untuk itulah, menurut Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia Perosi, dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR., ini menjadi tugas dari Perosi untuk lebih mengedukasi masyarakat, terutama pasien, untuk lebih mengonsumsi kalsium dan vitamin D.“Untuk membuktikan bahwa negara kita yang kaya-raya akan sumber kalsium vitamin D ini, kita harus menyarankan pasien atau masyarakat mengkonsumsi yang cukup,” katanya saat membuka webinar series yang digelar Perhimpunan Osteoporosis Indonesia PEROSI Cabang Bali, dalam rangka hari Osteoporosis Sedunia 2021 dengan tema “Take Action For Bone Health,” Minggu 31/10.Selain mengonsumsi kalsium vitamin D yang cukup, mengedukasi masyarakat dalam berbagai kegiatan juga sangat penting untuk lebih mengenal osteoporosis. Pihaknya juga menekankan terkait pengobatan osteoporosis yang dilakukan saat ini, sudah sangat maju sekali. “Jadi dengan pengobatan yang ada sekarang, kita bisa menekan risiko sampai 80% dengan pengobatan yang benar,” demikian, pihaknya menyebutkan, sebagai profesi medis di Indonesia, ternyata juga belum maksimal berbuat, selain karena keterbatasan obat, keterbatasan jangkauan pelayanan nasional. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan ke pemerintah, baik itu ke Kemenkes atau pengelola JKN untuk bisa memberikan dukungan yang lebih optimal.“Ini tugas utama dari Perosi termasuk di cabang. Oleh karena itulah, salah satu kegiatan seperti webinar ini, webinar medis yang bukan sekedar webinar, tapi kita meningkatkan kewaspadaan kita semua, sebagai profesi maupun masyarakat umum terhadap osteoporosis, dan yang penting adalah kita harus bertindak tidak hanya berwacana saja,” itulah, kita harus bertindak segera, tidak hanya dalam teori, tidak dalam acara ilmiah, tapi bertindak sesuai dengan bidang masing-masing. sesuai dengan bidangnya. Terutama bagaimana meningkatkan suasana pandemi, kita juga harus bertindak, karen problem di osteoporosis masih banyak sekali. “Kita mempunyai masyarakat yang populasinya besar, banyak yang mengklaim pasien osteoporosis banyak. Namun sayang, kita tidak mempunyai data untuk itu, berapa banyak pasien, bagaimana profil pasien kita. Ini tugas kita untuk membuat data yang sederhana untuk kita bergerak maju kedepan,” Osteoporosis Indonesia PEROSI Cabang Bali menyelenggarakan webinar series dalam rangka hari Osteoporosis Sedunia 2021 dengan tema “Take Action For Bone Health”. Webinar pertama, digelar Minggu 31/10 dengan menghadirkan 3 pembicara, yakni Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia Perosi, dr Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, dengan membawakan materi overview osteoporosis, dr. I Ketut Suyasa, SpB., SpOTK dengan membawakan materi faktor resiko dan diagnosis osteoporosis, dan pembicara ketiga dr. Gede Kambayana SpPD-KR dengan materi peranan bisphosphonate pada penatalaksanaan osteoporosis. Yudi Karnaedi/Balipost
NyomanDewi Ratna Iswara/Information System; Ida Bagus Made Yudha Wirawan/Informatics Engineering Education; Putu Andika Eka Putra/Computer Science: Gemastik XIV: Puspresnas: 2021 Runner up: Dr. I Made Gede Sunarya, S.Kom., M.Cs. Academic: 15: Individual: Ida Bagus Indra Dewangkara: National Blog Competition: BEM University of Nusa Putra: 2021
0% found this document useful 0 votes24 views49 pagesDescriptionDr. Bagus Putu p Suryana - US in Rherumatism_144. Bagus Putu p Suryana - Us in RherumatismOriginal TitleDr. Bagus Putu p Suryana - US in Rherumatism_144. Bagus Putu p Suryana - Us in RherumatismCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes24 views49 pagesDr. Bagus Putu P Suryana - US in Rherumatism - 144. Bagus Putu P Suryana - Us in RherumatismOriginal TitleDr. Bagus Putu p Suryana - US in Rherumatism_144. Bagus Putu p Suryana - Us in RherumatismDescriptionDr. Bagus Putu p Suryana - US in Rherumatism_144. Bagus Putu p Suryana - Us in RherumatismFull description You're Reading a Free Preview Pages 8 to 13 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 17 to 20 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 24 to 45 are not shown in this preview.
Malangdr. Bagus Putu Putra Suryana SpPD-KR Divisi Reumatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, RS. dr. Saiful Anwar Malang Curriculum Vitae - dr. Bagus Putu Putra Suryana SpPD-KR Bagus Putu Putra Suryana obtained his Medical Doctor from
Layanan online booking belum LavaletteKlojen, MalangHubungi Faskes 0341 470805 Persada HospitalBlimbing, MalangProfiledr. Bagus Putu Putra Suryana, merupakan seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi. Saat ini beliau berpraktik di RS Lavalette di Malang, Persada Hospital di MalangDisclaimerInformasi dan foto disadur dari berbagai sumber, termasuk namun tidak terbatas pada informasi langsung dari fasilitas kesehatan dan/atau dokter terkait, situs resmi fasilitas kesehatan terkait, verifikasi melalui surat elektronik dan telepon, dan informasi informasi dan foto hanya untuk tujuan informasi dan direktori. Kami berusaha agar foto dan informasi yang tercantum tetap mutakhir dan akurat, namun kami tidak menjamin mengenai kelengkapan, keakuratan dan keandalan terkait dengan foto dan informasi yang tercantum, yang mana dapat diubah sewaktu-waktu oleh fasilitas kesehatan dan/atau dokter terkait.
Dr I Gusti Bagus Rai Utama, MA . Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA . Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA . IDA BAGUS PUTU SANCITHA GUPTAYANA PUTRA FK Ilmu Keperawatan L 46 1002305008 PUTU AYU SITA SARASWATI Fisioterapi P 47 I NYOMAN SURYANA FT Mesin L 82 1008605029 ARDHI GUNAWAN SUARSA FMIPA Ilmu Komputer L 83
Indonesian Rheumatology Association IRA Recommendations for Diagnosis and Management of Rheumatoid ArthritisIndonesian Rheumatology Association IRA Recommendations for Diagnosis and Management of Rheumatoid ArthritisIntroduction Rheumatoid arthritis RA is an autoimmune rheumatic disease which often found in daily practice and requires certain considerations in recognizing clinical appearance also managing the disease as it often causes permanent joint damage, disability, even premature death. This recommendation is expected to become the latest reference for diagnosis and management of RA in Indonesia. Methods The steering committee was formed by the Indonesian Rheumatology Association IRA to formulate key questions; conduct literature search, selection, and review; then formulate recommendation statements for diagnosis, therapy, and monitoring of RA. Furthermore, the steering committee determined the level of evidence and grades of the recommendations. After that, the level of agreement LOA was determined for each item by panelists including rheumatology consultants who have been appointed by IRA to represent Indonesia regions. Results The steering committee established 30 recommendat...
MainMenu. Beranda; Profil Menu Toggle. Video Profil; Sejarah Prodi; Visi & Misi; Tujuan & Sasaran; Profil KPS
penderita osteoporosis jauh lebih banyak dari diabetesJakarta ANTARA - Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia Perosi dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR mengatakan masa pandemi COVID-19 berpengaruh pada meningkatnya jumlah penderita osteoporosis atau keropos tulang. "Penderita patah tulang dan osteoporosis meningkat setelah pandemi dua tahun ini," kata dr. Bagus Putu Putra Suryana dalam seminar virtual bertajuk "Ayo Tingkatkan Kesehatan Tulang, Cegah Osteoporosis" di Jakarta, Kamis. Hal tersebut karena selama pandemi, mobilitas orang cenderung berkurang, makan tidak terkontrol, dan kurang menjaga kesehatan tulang. "Hati-hati selama COVID-19 ini, mobilitas kita kurang, makanan kita tidak terkontrol dengan baik, perhatian kita cemas terhadap COVID-19 saja, lupa kalau ada osteoporosis," katanya. Baca juga Dokter sebut anak-anak juga bisa alami osteoporosisBaca juga Perosi Osteoporosis lebih banyak terjadi dibanding penyakit lainnya Ia mengimbau masyarakat agar menjaga kesehatan tulang sejak dini dengan mengkonsumsi susu dan vitamin D. Makanan seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan dapat dikonsumsi sejak muda untuk memperkuat tulang. Selain itu mengkonsumsi susu dan berjemur di pagi hari juga penting bagi kesehatan tulang. Dengan menjaga tulang sejak usia muda, kata Bagus, pertumbuhan tulang diharapkan menjadi maksimal sehingga mencapai puncak massa tulang yang tinggi. Dengan demikian, individu tersebut memiliki 'tabungan' tulang ketika usianya tua. "Dia tidak mengalami penurunan massa tulang yang berat," katanya. Baca juga Osteoporosis juga ciptakan beban sosial Baca juga "Menabung tulang" sejak dini cegah osteoporosis Ia mengungkap, jumlah penderita osteoporosis lebih banyak dibandingkan dengan penyakit tidak menular lainnya. "Penderita osteoporosis jauh lebih banyak dari diabetes, jauh lebih banyak dari hipertensi, jauh lebih banyak dari penyakit kanker," kata dia. Ia menyebut 30 persen perempuan yang usianya di atas 50 tahun, mengalami osteoporosis, sedangkan 20 persen laki-laki dengan usia di atas 50 tahun menderita penyakit ini. Namun, orang sering tidak menyadari adanya osteoporosis karena penyakit ini tidak bergejala dan tidak menimbulkan nyeri sehingga penyakit ini disebut silent disease. Baca juga Gaya hidup aktif bisa cegah osteoporosis Pewarta Anita Permata DewiEditor Budhi Santoso COPYRIGHT © ANTARA 2022
61Ir. Bagus Putu Udiyana, MP Denpasar 2614058 62 Ir. I Made Suryana, M.Si Denpasar 2614059 63 Ir. Ni Luh Pastini, M.Agb Denpasar 2614060 64 Ir. Cening Kardi, MMA Denpasar 2614061 65 Dr. Ir. I Made Sukerta, M.Si Denpasar 2614062 66 Ir. I Wayan Cipta, MM Denpasar 2614063 67 Dr.Ir. Nyoman Utari Vipriyanti, M.Si Denpasar 2614064
Jakarta ANTARA - Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia PEROSI dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR mengatakan perubahan gaya hidup saat pandemi COVID-19 turut mempengaruhi risiko osteoporosis. "Pandemi ini, jelas dilaporkan bahwa kita mengalami keterbatasan aktivitas, lalu pola makan juga berubah, dan perhatian banyak fokus kepada pandemi. Itu menyebabkan risiko osteoporosis karena adanya perubahan tersebut," kata dr. Bagus dalam jumpa pers daring, dikutip pada Rabu. Saat disinggung mengenai apakah kurang aktif bergerak, terutama di masa pandemi di mana mobilitas dibatasi, menjadi faktor utama dalam kenaikan risiko tersebut, dr. Bagus mengatakan, memang penting bagi manusia terlepas dari usianya untuk aktif menggerakkan tubuh demi meminimalisir kemungkinan tersebut. "Mobilitas terhambat, tapi usahakan kita untuk bergerak di rumah atau di dalam ruangan. Olahraga teratur tidak hanya memperkuat tulang, mencegah kemungkinan osteoporosis, tapi juga memperbaiki keseimbangan tubuh," ujar dokter yang menamatkan pendidikannya di Universitas Brawijaya, Malang tersebut. Baca juga Tiingkatkan kesehatan tulang dengan senam dan jaga asupan nutrisi Lebih lanjut, dr. Bagus mengingatkan bahwa osteoporosis tidak hanya berisiko bagi mereka yang sudah lanjut usia. Penting bagi masyarakat terutama generasi muda untuk memahami bahwa osteoporosis dan penyakit tulang lainnya bisa dicegah sedari dini dengan gaya hidup sehat. "Osteoporosis bisa dicegah jika kita memulai gaya hidup sehat sejak dini. Mulai dari masa kanak-kanak, dimana kita harus mencapai massa tulang puncak yang tinggi. Kalau nutrisi tidak bagus, dan kita jarang bergerak, kebiasaan itu perlu diubah. Biasakan untuk hidup sehat dan asup diri dengan nutrisi yang baik," papar dia. dr. Bagus melanjutkan, semua orang memiliki takaran dan cara olahraga yang tepat dan teratur. "Rutin latihan fisik dengan intensitas sedang sampai berat selama 30-60 menit dalam 3-5 kali dalam seminggu, untuk mengurangi risiko osteoporosis terutama di bagian yang paling mudah keropos yaitu pergelangan tangan, pangkal paha, dan yang di tulang belakang bagian bawah," jelasnya. "Selain olahraga, osteoporosis dapat dicegah dengan mengonsumsi kalsium yang cukup yaitu mg per hari mg/hari untuk lansia, Vitamin D 600 IU, protein, kalium, kolagen dan mineral," ujarnya menambahkan.
Menurutdr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, pola hidup di masa pandemi yang kebanyakan 'rebahan' memicu terjadinya risiko osteoporosis. Tak kenal usia, tua maupun muda memiliki risiko yang sama akan perubahan fraktur tulang. Terlebih lagi, seseorang yang sudah didiagnosis rentan mengalami osteoporosis, maka risikonya dua kali lebih besar.
JAKARTA, - dr. Bagus Putu Putra Suryana selaku SpPD-KR, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia PEROSI mengatakan Orang dengan usia lanjut atau lansia memiliki risiko berbagai ancaman penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan lainnya termasuk menjelaskan osteoporosis masih menjadi masalah global yang berkembang, lebih dari 10 juta orang di seluruh negeri diperkirakan menderita osteoporosis. Karena itu Lansia adalah salah satu kelompok risiko Osteoporosis karena seiring bertambahnya usia kita kehilangan lebih banyak kepadatan tulang. Jika kehilangan kepadatan tulang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan osteoporosis sehingga berisiko mengalami patah tulang.“Menurut data dari World Health Organization WHO, 50% kejadian patah tulang disebabkan oleh osteoporosis. Patah tulang dapat menyebabkan rasa nyeri, disabilitas, deformitas hingga meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi medis. Untuk itu, investasi kesehatan tulang, sendiri, dan otot agar tetap kuat merupakan tujuan yang penting dilakukan setiap orang dengan usia berapapun, untuk memastikan kesehatan secara menyeluruh di setiap tahap kehidupan.”dr. Bagus Putu Putra Suryana menambahkan, “Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosisi antara lain, mengonsumsi kalsium yang cukup dengan takaran miligram setiap hari untuk wanita berusia di bawah 50 tahun dan pria berusia di bawah 70 tahun, serta miligram setiap hari untuk wanita berusia di atas 50 tahun dan pria berusia di atas 70 tahun, mendapatkan vitamin D yang cukup untuk membantu penyerapan dan pemasukan kalsium ke dalam tulang, melakukan olahraga menahan beban secara teratur bisa dimulai dengan berjalan 15-20 menit setiap harinya, mengurangi kafein dan alkohol, berhenti merokok, serta mencukupi kebutuhan nutrisi lainnya seperti kalium, protein, dan mineral agar penyerapan kalsium dan pembentukan tulang baru berlangsung optimal dalam tubuh.”dr. Siti Pariani, MS., MSc., PhD., FISPH, FISCM, Ketua dan Pendiri Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya mengatakan, “Kami sangat menyadari kondisi lansia di Indonesia yang memiliki sejumlah tantangan karena karakteristik mereka sudah berbeda dibandingkan dengan saat masih muda. Untuk itu, Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya, didukung oleh Anlene, ingin memastikan para lansia untuk tetap melakukan aktivitas fisik secara optimal agar seluruh organ tubuh tetap berfungsi dan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Aktivitas fisik untuk lansia bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing dengan intensitas sedang seperti jalan kaki jarak dekat, membersihkan rumah, bersepeda santai, naik tangga, hingga berkebun. Selain itu, lansia juga perlu melakukan olah pikir seperti membaca buku dan belajar hal baru, olah rasa seperti membantu orang lain dan menjadi orang yang sabar, olah raga dengan melakukan aktivitas fisik, serta olah spiritual dengan mendekatkan diri dan mengharapkan ridho dari Tuhan Yang Masa Esa.” Erjinyuare Amigo., Direktur Litbang Yayasan Indonesia Ramah Lansia mengatakan edukasi mengenai kesehatan merupakan faktor penting agar lansia dapat menjaga kesehatan secara mandiri."Di Yayasan Indonesia Ramah Lansia, kami senantiasa mengadakan edukasi mengenai kesehatan pada lansia secara rutin. Pada momen Hari Lanjut Usia Nasional tahun ini yang bertema Lanjut Usia Bahagia Bersama Keluarga kami juga ingin merayakan para lansia yang telah senantiasa menjaga kesehatan tulang, sendi dan otot dan menerapkan pola hidup sehat yang aktif hingga usia lanjut dan didukung oleh pendampingan dari keluarga.”Rhesya Agustine, Marketing Manager Anlene, Fonterra Brands Indonesia menambahkan rangkaian kegiatan yang dilakukan antara lain; Webinar “Rahasia Sehat & Aktif di Usia Emas” bersama Yayasan Indonesia Ramah Lansia, Webinar “Life Begins at 50” bersama Pamella Supermarket & Radar Jogja, WhatsApp Class “Menjaga Gerak Aktif di Usia Emas” bersama Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga & Ahli Gizi, serta Webinar “Negara Hadir untuk Lansia” bersama Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya, yang akan diselenggarakan pada 29 Mei 2021 pukul – sebagai penutup dari rangkaian acara Anlene dalam rangka merayakan HLUN penutupan ini menghadirkan Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, serta Prof. Dr. Meutia Hatta Swasono, Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia sebagai narasumber, dan dapat diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia.“Anlene berkomitmen mendukung kesehatan masyarakat Indonesia mencapai salah satu pilar utama dari Sehat, Aktif dan Bahagiauntuk mendapatkan kualitas hidup lebih baik. Salah satunya dengan menyediakan nutrisi susu berkualitas tinggi melalui Anlene Gold Plus yang diformulasikan khusus untuk mendorong kesehatan tulang yang optimal dan memenuhi berbagai kebutuhan konsumen lansia Indonesia dalam upaya mereka untuk hidup aktif dan sehat." *
dr Bagus Putu Putra Suryana, Sp.PD-KR adalah seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dimana salah satu tempat praktik Beliau saat ini berada di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dan rumah sakit Lavalette Malang. Share & Komentar
Clinical and Research Journal in Internal Medicine Department of Internal Medicine Faculty of Medicine Universitas Brawijaya e-mail crjim P-ISSN 2723-5130 E-ISSN 2723-5122 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License
Browsingby Author Bagus Putu Putra Suryana Jump to: 0-9 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z or enter first few letters:
Main Article Content Abstract Introduction Rheumatoid arthritis RA is an autoimmune rheumatic disease which often found in daily practice and requires certain considerations in recognizing clinical appearance also managing the disease as it often causes permanent joint damage, disability, even premature death. This recommendation is expected to become the latest reference for diagnosis and management of RA in Indonesia. Methods The steering committee was formed by the Indonesian Rheumatology Association IRA to formulate key questions; conduct literature search, selection, and review; then formulate recommendation statements for diagnosis, therapy, and monitoring of RA. Furthermore, the steering committee determined the level of evidence and grades of the recommendations. After that, the level of agreement LOA was determined for each item by panelists including rheumatology consultants who have been appointed by IRA to represent Indonesia regions. Results The steering committee established 30 recommendations including diagnosis, the role of laboratory and radiology tests, general treatment, the use of glucocorticoids, sDMARD, bDMARD, and tsDMARD. This recommendation also discusses guidelines on monotherapy, combination therapy, treatment strategies treat-to-target, tapering, and continuous clinical remission. Treatment on co-morbidities and complications are also included in brief. Conclusion IRA recommendations regarding the diagnosis and management of RA was made by considering various aspects such as the availability of drugs and supporting facilities, socioeconomic and cultural conditions in Indonesia, as well as the latest research that can be applied to Indonesian population. Article Details How to Cite Hidayat, R., Bagus Putu Putra Suryana, Linda Kurniaty Wijaya, Anna Ariane, Rakhma Yanti Hellmi, Endy Adnan, & Sumariyono. 2021. Indonesian Rheumatology Association IRA Recommendations for Diagnosis and Management of Rheumatoid Arthritis. Indonesian Journal of Rheumatology, 131, 322-443.
.

dr bagus putu putra suryana